Monday, May 4, 2015

Ketika Si Kecil Sakit Saat Liburan...#Edisi liburan Ke Hamburg Hari-H

www.flixbus.de

Tanggal 04.04.2015 jam 03.00 pagi

Pagi-pagi kami harus bangun mempersiapkan segala sesuatunya. Saya mengganti baju dan pampers si kecil  tanpa membangunkannya. Demamnya sudah mulai turun tapi belum normal. Saya pakaikan jaket dan syal. Yah meskipun sudah memasuki musim semi dan matahari mulai menghangati, tapi udara masih dingin karena angin. Kami harus keluar dari rumah jam 5 pagi sebab kereta berangkat pukul 05.50. Disini jarang ada kereta yang telat kalau tidak ada sebab tertentu.

Sampai di Hauptbahnhof pukul 05.30 dan dari layar monitor kami harus menunggu di Gleis 7. Tidak ada aufzug (lift.red), jadi kami menggunakan eskalator. Sebenarnya di larang tapi mau bagaimana lagi, yang penting "hati-hati".


Si kecil lagi fase-fasenya senang melihat apa yang dia pelajari di rumah. Jadi selama di bawah bawaanya teriak setiap ada kereta dan berkali-kali minta turun. Karena tidak dituruti, keluarlah jurus andalannya (N&N): Nangis dan Nen (minta menyusu, alamak!!Nak kok di sini sih).

Kereta datang....
Segera kami berlari mencari gerbong yang sudah di kami pesan. Saat berpergian dengan menggunakan kereta di Jerman kita bisa memesan tempat yang kita inginkan dengan ongkos tambahan 9 euro untuk 1 kali perjalanan) tidak tergantung jumlah seat. Meskipun si kecil belum membayar karena usianya belum genap 2 tahun, tapi kami bisa memesan tempat duduknya sendiri. Keistimewaannya lagi, kereta di Jerman ini punya tempat khusus yang tertutup kaca, biasanya memang untuk kinderabteilung. Kelas ekonomi pun cukup memuaskan, ada tempat untuk meng-charge HP. Kinderabteilung ini kalau tidak ada yang mereservasi, bisa bebas digunakan oleh siapapun. Masalahnya karena kami memesan melalui agen perjalanan (baca di sini) bukan melalui BVG jadi kami tidak mendapat tempat reservasi di kinderabteilung itu.

Pelajaran Pertama: Bila anda mempunyai anak dan bepergian saat hari libur sekolah ataupun libur umum, melakukan reservierung ini sangat penting.

Saat mencari tempat duduk ini kami melihat seluruh layar kecil di atas kursi tertulis reserviert yang berarti semuanya sudah dipesan entah dari stasiun mana mereka naik. Saya jadi kasihan pada 2 cewek kulit hitam. Sepertinya mereka tidak melakukan reservasi sehingga mereka "diusir" 3x di gerbong yang sama karena ternyata kursi yang mereka tempati sudah dipesan orang lain padahal mereka sudah mulai menyamankan diri dengan memakai bantal di leher (alias mau tidur). Alhasil, mereka harus mencari kursi di gerbong lain.

Pelajaran Kedua: Kalau anda masih menyusui, jangan melupakan nursing apron ataupun kain untuk menutup. kalau tidak, entar dikira ekshibisionis. hehe

Karena tidak berada di kinderabteilung, saya harus memutar cara agar si kecil tidak minta menyusui. Apalagi di samping ada bule-bule yang saya tidak tahu karakteristiknya, apakah mereka mudah terganggu dengan rengekan anak kecil atau tidak. Awalnya masih bisa mengalihkan perhatian si kecil dengan pemandangan di luar, sapi-sapi di padang rumput peternakan dan sarapan pagi. Karena si kecil memang bangun terlalu pagi, pada akhirnya mulai rewel karena mengantuk. Lupa membawa selimut ataupun nursing apron, jadilah si jaket tebal sebagai penutup. Tentu saja si kecil tidak suka, mungkin karena pengap dan mulai membuka-buka. Aduh....Setelah berjuang mempertahankan, akhirnya dia tidur juga. Pada saat ini, suhu tubuhnya normal.
Wittenberge...stasiun pertama yang kami lewati

Ludwiglust...stasiun ke-2 yang kami lewati. Kalau benderanya berkibar, serasa benar di luar negeri

Hamburg Bahnhof


Pemandangan Bahnhof saat pagi hari...fotonya agak blur -_-"

Jam 08.10
Akhirnya kami tiba di Hamburg pukul 08.00-an. Stasiun utamanya cukup besar meski tidak sebesar di Berlin. Perjalanan dilanjutkan dengan mobil menuju ke rumah teman Turki (sebut saja Kadir) yang terletak di daerah Wilhemsburg. Wilhemsburg ini merupakan distrik yang terletak di sebuah pulau di tengah kota Hamburg. Disebut sebagai pulau (insel) sebab sungai Elbe yang bercabang menjadi 2, Norderelbe dan Süderelbe.
 
http://en.wikipedia.org/wiki/Wilhelmsburg,_Hamburg

Sampai di rumah teman suami itu, si kecil masih tertidur dan kami dipersilakan untuk sarapan pagi khas Turki (Beberapa kali sarapan di rumah orang Turki, menu khas mereka yang sepertinya wajib ada adalah keju putih, selai homemade, madu, mentega, roti ataupun borek, sayuran timun dan tomat yang di iris, bisa juga cabe atau paprika. Oiya, telur merupakan makanan yang di sajikan hanya untuk sarapan pagi. Jarang atau mereka akan merasa aneh kalai kita sajikan telur sebagai makan siang atau malam).

Ini sarapan pagi khas Turki
Jam 11.00
Setelah rehat sejenak dan mengobrol dengan ibu dan saudara perempuan Kadir, kami berencana menjenguk kakak Kadir yang baru saja melahirkan di sebuah rumah sakit kecil (Jangan bayangkan seperti Puskesmas, sumpah beda banget). Bayinya terpaksa harus beristirahat lebih lama di rumah sakit karena kuning. Sampai di sini si kecil merengek lagi, ya pampersnya sudah penuh. waktunya ganti. Saya keluarkan tas kecil yang isinya 2 buah pampers dan tissue basah.

Pelajaran ketiga: Siapkan tas kecil yang berisi pampers, tissue basah dan kantong plastik untuk pampers (yang biasanya berbau harum. Dulu saya masukkan juga perlak tipis yang bisa dilipat-lipat dan praktis di bawa serta dimasukkan dalam tas kecil ini.

Meskipun katanya rumah sakit kecil tapi kamarnya banyak. Kelihatan lebih mirip rumah-rumah biasa ya

Ruangan perawatan ibu dan bayi setelah melahirkan. Tampak seperti ruangan Kelas 1 kalau di rumah sakit Indonesia

Ini yang saya salut. Ada jaring-jaring sebagai pengaman. Menghindari kalau ada yang bunuh diri dengan terjun dari atas

Mungkin tiap bangunan ini bisa diumpamakan sebagai pavilion


Sesudah berkunjung, kami melanjutkan perjalanan ke pelabuhan setelah mampir menjemput saudara perempuan si Kadir (katanya untuk menemani biar saya tidak jadi kacang antara suami dan si Kadir (eh lho). Di pelabuhan (eh bukan ding tepatnya di tepi sungai besar) sudah banyak turis yang menunggu kapal. Setelah kami membeli tiket dan kapal datang, kami siap-siap antri (antri lho ya, meskipun ada 3 jalur, g ada yang namanya desak-desakan apalagi sikut-sikutan) dan masuklah kami ke dalam kapal, Saudara perempuan si Kadir ini nyaris tidak ikut dalam kapal yang sama karena tiba-tiba si petugas menyetop jumlah penumpang yang masuk.
http://www.hamburg.citysam.de/fotos-hamburg-p/hamburger-hafen-47.jpg
Hamburg Hafen (http://www.hamburg.citysam.de/fotos-hamburg-p/hamburger-hafen-47.jpg)
Di seberang adalah daerah industri
Harga tiket (kami memilih paket pertama saja jadi cuma bolak-balik tidak keliling)
Kapal datang
Fischmarkt

Saya tidak tahu ini bangunan apa, "guide tour"nya juga tidak tahu :D
Kelihatan Treppen Viertel kan (sayang kami g mampir-mapir karena kondisi si kecil)



Masih Treppen Viertel (susunan rumahnya apik) tapi saat menuju ke Fischmarkt kami bisa lihat secara langsung



Di sepanjang tour ini banyak perahu berjajar yang merupakan museum

Ini museum yang terkenal


Rickmer rickmers
Perjalanan kapal ini hanya bolak-balik tapi pada beberapa ada semacam halte di mana masing-masing halte menuju ke tempat wisata tertentu antara lain Fischmarkt dan Treppen Viertel (saya tidak tahu halte lain menuju ke mana. Tepatnya ada  5 halte kami berhenti sebentar (kalau saya tidak salah ingat)).

Saat dalam kapal ini, si kecil sudah mulai tidak bersemangat meskipun beberapa kali dia teriak "kapal" (dia suka melihat kendaraan). Saya pegang dahinya dan benar saja, panas. Karena sudah kebiasaan, saya bisa memperkirakan berapa derajat tanpa termometer. Rencana kami menuju ke Taman Botani terpaksa kami batalkan, si kecil harus segera istirahat. Sementara itu, si kecil harus sering diberi minum dan sayangnya susu yang kami bawa habis, akhirnya saya minumkan saja air mineral dan untungnya juga cuaca di Hamburg ini tidak seaneh di Berlin yang bisa berubah secara cepat jadi tidak memperburuk kondisi si kecil

Pelajaran keempat (mungkin untuk saya sendiri): Jangan melupakan botol air mineral, payung dan tissue gulungan)

Saya selalu meletakkan ke tiga barang tersebut dalam kinderwagen dan mengecek apakah masih ada atau sudah habis. Kenapa air mineral harus selalu ada, tidak tanggung-tanggung botol besar. Jawabannya adalah, kami sering merasa haus dalam perjalanan dan eman juga kalau harus sering-sering beli minuman yang harganya rata-rata sedikit lebih mahal dari harga di Indo (ya iyalah). hehe, bukan begitu Pemerintah Jerman menerapkan pajak yang cukup mahal/ Minuman termasuk kategori A, pajaknya 19% (paling mahal). Payung karena cuaca di Berlin benar-benar tidak bisa saya prediksi (saya juga belum punya televisi) dan tissue gulungan karena si kecil sering membuat kotor apapun :)

Sampai di rumah si Kadir, saya meminjam termometer dan setelah di ukur benar saja suhunya 39.9 derajat (biasanya saya sudah mempersiapkan termometer dan alat hisap mucus dalam tas obat-obatan, sayangnya saya lupa di taruh di mana). Akhirnya tiba saatnya memberikan paracetamol dan ASI maupun air putih (ya si kecil masih minum ASI). Saya usahakan agar si kecil makan meski sedikit. Lumayan 3 suapan. Akhirnya... dia tertidur dan saya pun istirahat juga sembari mengecek suhunya per 3 jam-an.

Pelajaran kelima: Siapkan obat-obatan standar untuk perjalanan dan peralatan standar (termometer, boleh juga di tambah alat penghisap mucus kalau memungkinkan)

Apa yang terjadi besok, entahlah yang pasti kami harus mempersiapkan rencana B kalau si kecil masih sakit.



2 comments:

  1. Membaca postingan ini memberi saya masukan berharga, kalau nantinya membawa si kecil bepergian jauh dg kereta. Sejauh ini saya baru bawa dg jarak 30 menit, masih aman, anaknya anteng. Minggu allu kami liburan ke belanda, naik mobil. Wah horror!, anakku ngamuk melulu, maunya digendong, padahal mana boleh di Jerman menggenondong anak saat bermobil.

    ReplyDelete
    Replies
    1. meskipun g py mobil, sy srg nebeng mobil org di sini mb sambil gendong. Untungnya blm prnh di stop polisi (spt tmn yg akhirnya hrs byr 60.mahal y ka Nella T_T)
      Iy di umur yg sama,sy bw byk hal mb (berhubung dl mmg g ngajarin si kecil gadget) mainan,buku cerita, susu. Untungnya si kecil suka sm benda bergerak dan mainan musik,jd itu hrus ada dan beruntungnya lg (Mkn krn sdh dr umur 40hr bepergian,tiap kali naik kendaraan yg ada getarannya sdkt, dia lsg liyer2 tidur. Mkn kaya ayunan paling y.hehe

      Delete